BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Sepak terjang TOP 1
dimulai 37 tahun yang lalu, saat William Arthur Ryan bertekad untuk memulai
TOP 1 Oil Products Company, dengan visi untuk menjadi perusahaan penyedia
pelumas berkualitas tinggi dari Amerika keseluruh dunia. Kariernya yang dimulai
pada bidang kemiliteran dan jauh dari dunia bisnis dan perdagangan, tidak lantas
membuatnya menyerah. Dan terbukti, ia mampu merambah bangsa pasar Asia, Amerika
Latin & Eropa.
Sebuah kebanggaan bagidirinya dankeluarganya,
mengemban tugas Negara dan menjadi bagian dari Tim Intelejen Angkatan Darat Amerika
Serikat, di bawah komando Jenderal
MacArthur. Kepercayaan pimpinan perang tertinggi Amerika Serikat pada masa
Perang Dunia II terhadapnya, membuat ia dipercaya untukmengemban tugas di
wilayah Pasifik.
William Arthur Ryan bertugas di Biak
(Irian Jaya) daritahun 1943 sampai dengantahun 1945, setelah itu ia di pindahkan
oleh atasannya ke Luzon (Filipina). Setelah perang berakhir, William A Ryan pension
dari militer dan bergabung dengan satuan khusus dibawah Jenderal MacArthur yang bermarkas besar di Tokyo.
Ia mengawali tugasnya pada
bulan September 1945, di Yokohama (Jepang), dan dipercaya menjadi bagian dari
Tim Ilmiah & Ekonomi yang bertanggung jawab untuk membangun kembali ekonomi
Jepang, hingga tahun 1948. Selama di Jepang, William A Ryan menjalin hubungan
yang sangat erat dengan kaum industriawan yang berorientasi masa depan perekonomian
Jepang, seperti Hattori (pendiri perusahaan jam Seiko), Shoichiro Honda
(pendiri Honda), dan masih banyak lagi yang lainnya.
Pada tahun 1950 William A Ryan
bergabung dengan perusahaan suku cadang otomotif Amerika Serikat, dengan jabatan
sebagai Manajer Pemasaran Internasional hingga 1974. Disinilah seluruh keluarga
William A Ryan menghabiskan sebagian besar hidup mereka di Jepang. Kecintaannya
& kepedulian sosialnya yang tinggi kepadaanak-anak, membuatnya mengangkat keluarga
yang berjumlah 13 anak, selama ia berada di Jepang.
Dengan jam terbang yang cukup tinggi dalam menggeluti
suku cadang otomotif selama kurun waktu 1950-1974 di Jepang, membuatnya yakin bahwa
trend produksi mobil dan komponen otomotif akan bergeser, dari Amerika Serikat
(Detroit) ke Jepang, kemudian ke Taiwan, Korea, Brasil dan akhirnya ke China.
Pada tahun 1974, pengakuan global
terhadap Negara Amerika Serikat sebagai produsen pelumas dengan kualitas terbaik
di dunia, meyakinkan nya untuk mendirikan sebuah perusahaan pelumas yang
menawarkan pelumas kualitas tertinggi dari Amerika Serikat keseluruh bagian dunia.
Ini adalah cikal bakal kelahiran
TOP 1 Oil Products Company.
Dan setelah melalui perjalanan
proses panjang, akhirnyapada tahun 1979 TOP 1 Oil Products Company didirikan,
dengan visi menyediakan pelumas berkualitas bagi konsumen di seluruh dunia.
Setelah lebih dari 30 tahunberjalan, TOP 1 telah berkembang menjadi suatu organisasi
yang jauh lebih besar, namun tetap berpegang pada visi awalnya.
Saat ini, TOP 1
merupakan salah satu eksportir pelumas berkualitas tinggi terbesar di Amerika bagi
mayoritas negara-negara di Asia dan Amerika Latin. TOP 1 adalah perusahaan yang
berkembang pesat dengan berbagai cakupan lini produk terlengkap yang kualitas nya
telah diakui dunia.
TOP 1 telah menerima berbagai macam pernghargaan,
baik di Amerika Serikat maupun di luar negri. Pendiri TOP 1 William A. Ryan menerima
penghargaan "State of California's Exporter of the Year" pada tahun
1985, dan yang terkini, TOP 1 merupakan penerima salah satu penghargaan prestos
dari Department of Commerce yaitu "E-Award for Excellence in
Exporting." Semangat pantang menyerah nya menjadi Inspirasi & sikap optimis
William A Ryan untuk berani bermimpi mengikutivisinya, di mana ketika 99% dari
orang-orang mengatakan bahwa itu tidak akan mungkin terjadi, tetapi, ia telah membuktikan
bahwa TOP 1 Oil Products Company adalah eksportir terbesar pelumas
"Synthetic" dari Amerika Serikat.
TOP 1 sangat lah unik di mana seluruh
bisnisnya secara turun temurun dimiliki dan di operasikan oleh satu keluarga.
Dan sampai hariinipun, generasi ketiga dari keluarga Ryan terus melanjutkan pencapaian
prinsip-prinsip organisasi yang telah dicetuskan oleh pendirinya, yaitu:
"Menyediakan pelumas berkualitas dengan senantiasa menjaga persahabatan erat
yang telah terjalindengan para pelanggannya"
Keberadaan
Oil Top 1 sebagai produk nomor 1 tersebut ternyata mendapatkan tantangan daripesaing
baru yaitu, Castrol Oil yang dimana penemunya adalah seorang pengusaha terbesar
dan ekspresif. Dalam hal ini Castrol Oil melakukan strategi untuk menciptakan revolusi
produk baru misalnya Castrol GTX Magnatec dan Castrol SLX.
Strategi
yang diciptakanoleh Castrol Oil sendiri membuahkan hasil di pasaran Indonesia
dan di prioritaskan dan di canangkan tumbuh
oleh grup Castrol. Artinya rencana bisnis Castrol Indonesia membiakkan jaringan
tidak terganggu.
Dia
mencatat untuk 3-4 tahun kedepan investasi Castrol masih yang paling tinggi di bandingkan
pesaing. Sedikitnya 30-40% total pendapatan ditanam sebagaiinvestasi, angka ini
di atas pesaing yang hanya menanamkan 25% keuntungan sebagai investasi.
Geser menggeser posisi
ini lebih mengarah pada perang merk atau strategi yang di gunakan oleh Kedua
equity tersebut. Berdasarkan keaadaan tersebut penulis ingin melihat factor apa
saja yang menjadi pembanding pada brand equity Top1 Oil Dan Castrol Oil
sehingga penulis tertarik membuat penelitian dengan mengambil judul “Analisis Perbandingan Kepuasan antara Equity
Brand Top1 Oil dengan Castrol Oil (Studi Kasus pada Bengkel Jawa Motor)”
1.1 Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka akan dikaji permasalahan yang ada pada penelitian
ini yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana
Kepuasan Konsumen brand equity Top1 Oil dan Castrol Oil di Bengkel Jawa Motor ?
b. Bagaimana
perbedaan dalam spesifikasi motor setelah memakai brand equity Top1 Oil dan
Castrol Oil di Bengkel Jawa Motor ?
1.2 Batasan
Masalah
Karena
luas nya ruang lingkup permasalahan yang ada maka penulis membatasi masalah hanya
pada analisis perbandingan brand equity antara Top1 Oil dan Castrol Oil dengan mengadakan
studi lapangan pada Konsumen Bengkel Jawa Motor yang berlokasi di Ir. H Juanda Bekasi
Timur Data di ambil pada tanggal 4 April 2014 sampai dengan 9 April 2014 dengan
50 Responden. Metode yang di gunakan adalah analisis uji beda dan kepuasan
konsumen .
1.3 Tujuan
Penelitian
Adapun
penelitian yang dibuat ini bertujuan untuk mengetahui :
a. Perbedaan
Kepuasan konsumen dan Spesifikasi dalam motor setelah memakai brand equity Top1
Oil dan brand equity Castrol Oil pada Bengkel Jawa Motor
b. Dengan
metode uji beda maka bagaimana perbedaan antara brand equity Top1 Oil dengan
brand equity Castrol Oil di Bengkel Jawa Motor
1.4 Manfaat
Penelitian
Penelitian
ini di harapkan dapat memberikan manfaat berupa :
a.
Manfaat
akademis :
1. Sebagai
penambah wawasan pengetahuan tentang seberapa penting brand equity suatu produk
dalam pasar persaingan sejenis.
2. Sebagai
materi penambah terutama dalam terapan atas teori perkuliahan yang relevan dengan
penelitian yang dibuat.
3. Sebagai
wacana ilmu terapan apabila bekerja dalam bidang pemasaran.
b.
Manfaat
Praktis :
1. Di
harapkan akan dapat membantu perusahaan dalam membuat strategi – strategi pemasaran
dalam mengukur kekuatan brand equity yang ada dalam pasar
2. Dapat
membantu jajaran management dalam mengambil keputusan efektif atas rangkaian strategi
yang di buat.
3. Dalam
membantu dalam membuat strategi
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Minyak Pelumas
Minyak
pelumas mesin atau
yang lebih dikenal oli mesin memang banyak ragam dan macamnya.
Bergantung jenis penggunaan mesin itu sendiri yang membutuhkan oli yang tepat
untuk menambah atau mengawetkan usia pakai (life time) mesin.
2.2 Fungsi
Semua jenis
oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus
dan bebas gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat. Oli
mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar
logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau
keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi
tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara
normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih
tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin.
Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat
menimbulkan oksidasi oli, penumpukan
deposit dan perkaratan logam-logam bearing.
2.3 Jenis
Oli Mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar
(base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan
dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan
fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa
menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya
dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa)
yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya
dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
Oli Sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas
Polyalphaolifins yang datang dari
bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini
kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur
dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah
polyol-ester (bukan bahan baju
polyester), yang paling sedikit bereaksi
bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan
karbon
reaktif,
senyawa yang
sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan
oksigen sehingga
menghasilkan
acid (
asam).
Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih
efektif dibandingkan dengan oli mineral.
Kekentalan (Viskositas)
Kekentalan
merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan dengan
ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli
langsung berkaitan dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus
pelindung benturan antar permukaan logam.
Oli
harus mengalir ketika suhu mesin atau temperatur ambient. Mengalir
secara cukup agar terjamin pasokannya ke komponen-komponen yang bergerak.
Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi lebih kental. Lapisan
halus pada oli kental memberi kemampuan ekstra menyapu atau membersihkan
permukaan logam yang terlumasi. Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi
resitensi berlebih mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu
jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli harus memiliki
kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau temperatur terendah
ketika mesin dioperasikan.
Dengan
demikian, oli memiliki grade (derajat) tersendiri yang diatur oleh Society of Automotive Engineers (SAE). Bila pada kemasan oli
tersebut tertera angka SAE 5W-30 berarti 5W (Winter) menunjukkan pada suhu
dingin oli bekerja pada kekentalan 5 dan pada suhu terpanas akan bekerja pada
kekentalan 30.
Tetapi
yang terbaik adalah mengikuti viskositas sesuai permintaan mesin. Umumnya,
mobil sekarang punya kekentalan lebih rendah dari 5W-30 . Karena mesin
belakangan lebih sophisticated sehingga kerapatan antar
komponen makin tipis dan juga banyak celah-celah kecil yang hanya bisa dilalui
oleh oli encer. Tak baik menggunakan oli kental (20W-50) pada mesin seperti ini
karena akan mengganggu debit aliran oli pada mesin dan butuh semprotan lebih
tinggi.
Untuk
mesin lebih tua, clearance bearing lebih besar sehingga mengizinkan pemakaian
oli kental untuk menjaga tekanan oli normal dan menyediakan lapisan film cukup
untuk bearing.
Sebagai contoh di bawah ini adalah
tipe Viskositas dan ambien temperatur dalam derajat Celcius yang biasa
digunakan sebagai standar oli di berbagai negara/kawasan.
1. 5W-30 untuk cuaca dingin seperti
di Swedia
2. 10W-30 untuk iklim sedang seperti di
kawasan Inggris
3. 15W-30 untuk Cuaca panas seperti di
kawasan Indonesia
Kualitas
Kualitas oli disimbolkan oleh API (
American Petroleum Institute). Simbol
terakhir SL mulai diperkenalkan
1 Juli 2001.
Walau begitu, simbol makin baru tetap bisa dipakai untuk kategori sebelumnya.
Seperti API SJ baik untuk SH, SG, SF dan seterusnya. Sebaliknya jika mesin
kendaraan menuntut SJ maka tidak bisa menggunakan tipe SH karena mesin tidak
akan mendapatkan proteksi maksimal sebab oli SH didesain untuk mesin yang lebih
lama.
Ada dua tipe API, S (Service) atau
bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk mobil
MPV atau pikap bermesin
bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty dan mesin diesel.
Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel
pastikan memakai kategori yang tepat karena oli mesin diesel berbeda dengan oli
mesin bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga
sisa pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif
dispersant dan detergent untuk menjaga oli tetap bersih
Sebagai tambahan, bila oli yang
digunakan sudah tipe sintetik maka tidak perlu lagi diberikan bahan aditif lain
karena justru akan mengurangi kinerja mesin bahkan merusaknya.
API Service Rating
Untuk
rating API service, dapat pula dirunut dari mesin-mesin keluaran lama. Namun,
pada saat ini bisa juga dirunut dari kategori SF mengingat banyaknya kategori
yang akan keluar.
API Mesin Bensin
·
SN
(Current)
Diperkenalkan
pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang ada pada saat ini. Oli
ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga
temperatur, perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit
lebih baik.
·
SL
(Current)
Merupakan
kategori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli ini
didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga bisa
mengonsumsi oli lebih rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan spesifikasi
terakhir ILSAC sebagai Energy Conserving.
Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya
·
SJ
(Current) : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
·
SH
(Obsolete): Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
·
SG
(Obselete): Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
·
SF
(Obsolete): Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya
API Mesin Diesel
·
CJ-4
Diperkenalkan
pada tahun 2006. Untuk mesin high speed, mesin 4-langkah yang didesain untuk memenuhi
standar emisi tahun 2007. Oli dengan kategori API CJ-4 memiliki kriteria
performa lebih baik daripada yang dimiliki oleh oli-oli dengan kategori API
CI-4 dengan CI-4 PLUS, CI-4, CH-4, CG-4 dan CF-4. Oli dengan kategori API CJ-4
juga mampu secara efektif melumasi mesin-mesin dengan kategori di bawahnya.
·
CI-4
Diperkenalkan
sejak 5 September 2002. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang
didesain untuk memenuhi standar emisi tahun 2004. Oli CI-4 diformulasikan
menjaga durabilitas mesin dimana gas buangnya disirkulasi
ulang. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE, CF-4, CG-4 dan
CH-4.
·
CH-4
Diperkenalkan
sejak 1998. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang didesain untuk
memenuhi standar emisi tahun 1998. . Digunakan untuk mesin yang meminta
kandungan belerang/sulfur lebih besar 0.5%. Bisa dipakai pada oli CD, CE,
CF-4, dan CG-4.
·
CG-4
Diperkenalkan
sejak 1995. Untuk mesin kinerja sedang, high speed, four stroke engines.
Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur kurang 0.5%. Cocok untuk standar emisi 1994 Bisa
dipakai pada oli CD, CE, dan CF-4.
·
CF-4
Diperkenalkan
sejak 1990. Untuk mesin high speed, four stroke engines, naturally aspirated
dan mesin turbocharger. Bisa dipakai pada oli CD, dan CE.
·
CF-2
Diperkenalkan
sejak 1994. Untuk mesin kinerja sedang, two stroke engines. Bisa dipakai pada
oli CD-II.
·
CF
Diperkenalkan
sejak 1994. Untuk mesin off road, indirect injected dan beberapa mesin yang
memakai bahan bakar dengan kandungan belerang/sulfur di atas 0.5%. Bisa mengganti pada oli CD.
2.4 Kontaminasi
Kontaminasi
terjadi dengan adanya benda-benda asing atau partikel pencemar di dalam oli.
Terdapat delapan macam benda pencemar biasa terdapat dalam oli yakni
2. Kotoran atau jelaga. Kotoran dapat
masuk kedalam oli melalui embusan udara lewat sela-sela ring dan melaui sela
lapisan oli tipis kemudian merambat menuruni dinding selinder. Jelaga timbul
dari bahan bakar yang tidak habis. Kepulan asam hitam dan kotornya filter udara
menandai terjadinya jelaga.
3. Bahan Bakar
4. Air. Ini merupakan produk sampingan
pembakaran dan biasanya terjadi melalui timbunan gas buang. Air dapat memadat
di crankcase ketika temperatur operasional mesin kurang
memadai.
5. Ethylene gycol (anti beku)
6. Produk-produk belerang/asam.
7. Produuk-produk oksidasi
Mengakibatkan oli bertambah kental. Daya oksidasi meningkat oleh tingginya
temperatur udara masuk.
8. Produk-produk Nitrasi. Nitrasi nampak pada mesin berbahan
bakar gas alam.
2.5 Pengertian dan Definisi Kepuasan Konsumen
Untuk
mendapatkan gambaran mengenai konsep kepuasan, berikut diberikan beberapa definisi para ahli mengenai kepuasan:
Tjiptono
dan Chandra mendefinisikan kepuasan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau
membuat sesuatu memadai .
Kotler
mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang
dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk
dengan harapan-harapannya.
Biong
menjelaskan kepuasan sebagai sebuah konsekuensi atau akibat atas pengalaman
satu pihak terhadap kemampuan pihak lain untuk memenuhi norma-norma atau
aturan-aturan dengan harapan-harapannya.
Kepuasan
didefinisikan Muhmin sebagai sebuah keadaan kasih sayang yang positif
dihasilkan dari penilaian perusahaan terhadap seluruh aspek dari hubungan
bekerjanya dengan perusahaan lain.
Assael
menyebutkan bahwa “A satisfied customer is your best sales
person. Satisfied customer influence friends and relative to buy, dissatisfied
customers inhibit sales”(Seorang pelanggan yang puas merupakan
penjual perorangan terbaik. Pelanggan yang puas akan mempengaruhi
rekan-rekannya dan kecenderungan membeli, pelanggan yang tidak puas akan
menghambat penjualan).
2.6 Metode Uji beda
Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sampel
yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji beda t-test
dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan
standart error dari perbedaan rata-rata dua sampel atau dapat ditulis dengan
rumus sebagai berikut :
Standar error perbedaan dalam nilai rata-rata
terdistribusi secara normal. Dapat disimpulkan bahwa uji beda t-test adalah
membandingkan rata-rata dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lainnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1 Metode
Kualitatif
Penelitian
kualitatif adalah
penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan
cenderung menggunakan analisis . Proses dan makna (perspektif subyek) lebih
ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan
sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.
Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum
tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian
kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori
menuju data,
dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan;
sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan
teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
Penelitian
kualitatif jauh lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode
sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam
menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis
penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan
dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.
Peserta
diminta untuk menjawab pertanyaan umum, dan interviewer atau moderator group
periset menjelajah dengan tanggapan mereka untuk mengidentifikasi dan
menentukan persepsi, pendapat dan perasaan tentang gagasan atau topik yang
dibahas dan untuk menentukan derajat kesepakatan yang ada dalam grup. Kualitas
hasil temuan dari penelitian kualitatif secara langsung tergantung pada
kemampuan, pengalaman dan kepekaan dari interviewer atau moderator group.
Jenis
penelitian yang sering kurang dilakukan dari survei karena mahal dan sangat
efektif dalam memperoleh informasi tentang kebutuhan komunikasi dan tanggapan
dan pandangan tentang komunikasi tertentu. Dalam hal ini sering metode pilihan
dalam kasus di mana pengukuran atau survei kuantitatif tidak diperlukan.
2.2
Metode Kuisioner
Salah satu teknik pengumpulan data
adalah dengan menggunakan kuesioner atau lebih dikenal sebagai angket. Angket
adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar
pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Responden adalah orang yang
memberikan tanggapan atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Penggunaan angket merupakan hal pokok pada penelitian survei untuk pengumpulan
data.
Secara
umum isi dari kuesioner dapat berupa:
1) Pertanyaan tentang fakta
Fakta yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang
berhubungan dengan responden, seperti umur, pendidikan, agama. Informasi yang
diketahui oleh responden juga dikategorikan dalam fakta.
2) Pertanyaan tentang pendapat
Menyangkut perasaan dan sikap responden tentang
sesuatu.
3) Pertanyaan tentang persepsi diri
Mengenai cara responden menilai sesuatu tentang
perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan orang lain atau lingkungan.
Dalam membuat pertanyaan untuk angket setidaknya
ada delapan hal yang harus diperhatikan:
1)Jangan
Menggunakan pernyataan sulit
2) Jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu
umum
3) Hindarkan pertanyaan yang ambigu
4) Jangan gunakan kata yang samar-samar
5) Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti
6) Hindarkan pertanyaan yang berdasarkan presumasi
7) Jangan membuat pertanyaan yang melakukan
responden
Hindarkan pertanyaan yang menghendaki ingatan
Jika dikaitkan dengan leluasa tidaknya responden
memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan, pertanyaan dibagi dalam
dua jenis, yaitu:
1) Pertanyaan tertutup
Kemungkinan jawabannya sudah ditentukan terlebih
dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lainnya.
2) Pertanyaan terbuka
Kemungkinan jawabannya tidak ditentukan terlebih
dahulu dan responden bebas memberikan jawaban.
3) Kombinasi tertutup dan terbuka
Jawabannya sudah ditentukan tetapi kemudian
disusul dengan pertanyaan terbuka.
4) Pertanyaan semi terbuka
Jawabannya sudah tersusun tetapi masih ada
kemungkinan tambahan jawaban.
Pertanyaan yang dibuat harus mempunyai hubungan
yang relevan dengan permasalahan pokok dan harus dapat menguji hipotesis yang
telah dirumuskan. Pertanyaan seyogyanya harus dapat dijawab oleh responden
dalam waktu singkat. Dalam menyusun pertanyaan setidaknya ada dua hal yang
perlu dipikirkan, yaitu isi dari setiap item pertanyaan dan hubungan antara
item dengan item dalam keseluruhan kuesioner.
Keuntungan menggunakan teknik angket antara lain:
1) Angket dapat menjangkau sampel dalam jumlah
besar karena dapat dikirimkan melalui pos.
2) Biaya yang diperlukan untuk membuat angket
relatif murah.
3) Angket tidak terlalu mengganggu responden
karena pengisiannya ditentukan oleh responden sendiri sesuai dengan kesediaan
waktunya.
Adapun kerugiannya antara lain:
1) Jika angket dikirimkan melalui pos maka
persentase yang dikembalikan relatif rendah.
2) Angket tidak dapat digunakan untuk responden
yang kurang bisa membaca dan menulis.
3) Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat
ditafsirkan salah dan tidak ada kesempatan untuk mendapat penjelasan.